Saturday 25 February 2017

Mangrove Fest 2017


Lingkungan Hidup dalam pengertiannya adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan hidup).
Pada prinsipnya Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem, yang saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga pengertian Lingkungan Hidup mencakup semua unsur ciptaan Allah SWT di bumi ini. Termasuk manusia dan perilakunya merupakan unsur lingkungam hidup yang sangat menentukan.
Acara pembukaan Mangrove Fest 2017
Tidak dapat dipungkiri, kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi adalah akibat kesalahan perilaku manusia. Timbulnya anggapan bahwa lingkungan hidup adalah suatu benda yang diperuntukkan bagi manusia dan manusialah penguasa dan pengatur lingkungan merupakan penyebab utamanya.
Manusia seolah menafikan bahwa ia adalah salah satu bagian dari lingkungan hidup, manusia seharusnya hidup demi suatu keseimbangan dengan bagian kehidupan lainnya, dan keseimbangan ini merupakan persyaratan utama untuk mempertahankan lingkungan hidup, termasuk species manusia di dalamnya.
Oleh sebab itu, permasalahan lingkungan hidup tentunya tidak hanya menjadi domain para stakeholder semata, lebih jauh kita menilik, permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah seluruh umat manusia di dunia, semua manusia/bangsa mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap lingkungan yang baik dan sehat.
Ekosistem lingkungan hidup sebagai pendukung segala aktivitas manusia memerankan fungsi baik secara ekologis, ekonomi maupun sosial budaya. Dari aspek ekologi, lingkungan hidup merupakan sumber daya keanekaragaman hayati yang sangat kaya baik flora maupun fauna. Dari aspek ekonomi, lingkungan hidup (darat/laut) merupakan sumber pendapatan penting bagi manusia, sedang dari aspek sosial budaya merupakan sumber pangan, pendapatan, pengetahuan dan budaya bagi manusia sekitarnya dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungannya secara arif dan berkelanjutan.
Mengingat besarnya peran dan fungsi lingkungan bagi kehidupan manusia, demikian pula dengan nilai-nilai kearifan lokal, diperlukan suatu upaya penyadaran dan perubahan sikap, dari anggapan bahwa alam ini diciptakan hanya untuk dimanfaatkan tanpa memikirkan aspek pelestarian dan perlindungannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka upaya ini tidak saja ditujukan kepada orang dewasa, namun harus dimulai sedini mungkin, dan usia yang dianggap paling baik untuk menerima proses penyadaran ini adalah pada usia remaja/pemuda.
Hal ini dimaksudkan agar di masa mendatang, para remaja/pemuda inilah yang akan melakukan upaya, agar keseimbangan manfaat lingkungan (ekologi), manfaat sosial budaya dan manfaat ekonomi dapat berjalan dengan baik, dengan demikian kelangsungan dan kelestarian sumberdaya Lingkungan Hidup tetap terjaga dan terpelihara dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat.
Text Box: Mangrove Fest 2017 dibuka secara resmi oleh
Drs. Darmansyah (Ketua DPRD Majene)
Untuk menjaga kelangsungan dan kelestarian sumberdaya lingkungan hidup, perlu dibangun kesepahaman dan kesamaan pandangan (persepsi), kesatuan tindak (aksi) serta kesepakatan dalam mekanisme proses penyadaran pada para remaja/pemuda, melalui pengintegrasian metode pendidikan lingkungan dan nilai-nilai kearifan lokal. Dan salah satu cara terbaik untuk menanamkan rasa keprihatinan, terhadap kondisi alam yang semakin rendah kualitasnya, adalah dengan melaksanakan penyadaran lingkungan kepada para generasi muda, khususnya yang bermukim di pesisir pantai.


Peserta Mangrove Fest 2017 di Alam Bumi Mangrove Majene
Yayasan    Pemuda Mitra Masyarakat Desa atau disingkat YPMMD Sulawesi Barat adalah organisasi yang anggotanya adalah para pegiat lingkungan, utamanya dalam budidaya dan pengembangan mangrove, berdiri pada tahun 1990 dan memperoleh akte notaris pada tahun 1995. Dari berbagai kegiatan yang dilangsungkan yang dilaksanakan oleh YPMMD, salah satu program yang telah masuk di tahun ke 5 dan dianggap berhasil sebagai sarana transfer pengetahuan tentang lingkungan adalah program di Mangrove Learning Center Majene.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan keberadaan Mangrove Learning Center sebagai salah satu tujuan ekowisata di provinsi Sulbar, dengan mengadakan kegiatan yang berskala lebih besar dibandingkan kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan YPMMD Sulbar dan partnernya sebelumnya, seperti Perkemahan Sahabat Mangrove Indonesia (PERSAMI 2015) dengan peserta sebanyak 300 orang, mewakili komunitas dari kabupaten Majene, Mamuju dan Polewali; dan pada tahun 2013 Greenvision Camp for Climate Change, dengan peserta sebanyak 300 orang yang berasal dari 15 sekolah di Kab. Majene.

Dengan pelaksanaan Festival Mangrove 2017, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian sosial serta menjadi media partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat Sulawesi Barat, utamanya para anak remaja / pemuda untuk turut serta dalam pembangunan lingkungan hidup, khususnya pelestarian laut dan pantai.















 WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

a.        Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
1.     Kegiatan hunting  untuk Lomba Video Pendek, Lomba Foto Mangrove dan Lomba Poster Mangrove, dilaksanakan mulai 21- 26 Januari 2017  (6 hari).
2.   Kegiatan Camping, dilaksanakan tanggal 27-29 Januari 2017 (3 hari), dengan kegiatan Penanaman dan Pembersihan Mangrove, Seminar dan Diskusi, Mangrove Touring, Lomba Susur Pantai, Lomba Baca Puisi Lingkungan, Lomba VG Lingkungan, Lomba Stand-up Comedy, Lomba Tari Kreasi dan Lomba Theater Monolog serta Lomba Kreasi Karang dan Kerang.
b.        Tempat Kegiatan
Seluruh kegiatan dilaksanakan di   Alam Bumi Mangrove ,Jl. Poros Majene-Mamuju Km. 35, Baluno Desa Binanga Kecamatan Sendana Kab. Majene Provinsi Sulawesi Barat.

 
 TUJUAN KEGIATAN

1.    Mempromosikan Alam Bumi Mangrove sebagai lokasi tujuan ekowisata di Sulawesi Barat melalui aktifitas para remaja/pemuda di media sosial (facebook, twitter, instagram, path dll)
2.       Sebagai ajang pengembangan kreatifitas remaja/pemuda di Sulawesi Barat.
3.   Adanya perubahan sikap para remaja/pemuda dalam memahami kondisi alam, yang sangat memerlukan perhatian dan kepedulian kaum muda.
4.     Menjadikan mangrove  sebagai gaya hidup (lifestyle) di kalangan remaja, bangga bisa mengenal mangrove dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mangrove


   PESERTA

Peserta kegiatan  ini  adalah 351 orang remaja/pemuda yang  berusia 14 – 30 tahun, tergabung dalam berbagai komunitas dan organisasi di 6 kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu :
1.        SMP 4 Sendana sebanyak 28 orang
2.    MTMA (My Trip My Adventure) Mamuju Tengah sebanyak 12 orang
3.        PSM Unsulbar sebanyak 15 orang
4.        UKM Seara Unsulbar sebanyak 24 orang
5.        HIMAPRI Unsulbar sebanyak 24 orang
6.        SMK Suparman Wonomulyo sebanyak 26 orang.
7.        DPD KNPI Majene sebanyak 24 orang
8.        PRMI Mamuju sebanyak 24 orang
9.        KOPI (Komun itas Pemuda Literasi) Sendana sebanyak 24 orang
10.    KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau) Sulbar sebanyak 24 orang
11.    IPPMY (Ikatan Pemuda Mahasiswa Mandar Yogyakarta) sebanyak 12 orang.
12.    Rimba Mangrove Majene sebanyak 24 orang
13.    Greenvision Sulbar sebanyak 12 orang
14.    Rimbawan Muda Majene sebanyak 12 orang
15.    Peserta individu: 2 orang dari Polman dari 2 orang lainnya dari Mamuju.
16.    Panitia Pelaksana sebanyak 90 orang.

KEGIATAN

Planting and Cleaning Mangrove
Penanaman mangrove tidak dilaksanakan, karena waktu kegiatan pada hari II terpaksa diundur mengingat kondisi hujan deras dan angin yang merusak tenda peserta pada malam hari, dan sangat mempengaruhi kondisi peserta pada pagi harinya Pembersihan tanaman mangrove muda pasca progam   pasca progam Yayasan KEHATI (umur 3 tahun) sebanyak lebih dari 50.000 batang.

Seminar dan Discussion 
Thema Seminar “ Making Mangrove as teenagers lifestyle’, diikuti oleh 120 peserta. Pembicara  adalah Aziil Anwar dari YPMMD, Firhan Rimbawan, SP dari Konsorsium Hijau Sulbar dan Khairil Arham, S.Pd dari Yayasan Saqdawang dipandu oleh Muhammad Aswad, S.Pd. M.Pd dari Unsulbar sebagai moderator. 


Mangrove Touring
Kegiatan pengenalan ekosystem mangrove dan jenis-jenis tanaman mangrove yang ada di lokasi Alam Bumi Mangrove, menempuh jarak sekitar 2 km di areal mangrove. Kegiatan ini diikuti oleh semua peserta dan panitia kegiatan sebanyak ± 300  org.

 Mangrove Photo Competition.
Lomba Foto mangrove digelar diajang ini untuk memenuhi hobby baru dan trend para remaja, memotret melalui mobilephonenya. Foto peserta di upload ke grup ‘Mangrove Fest 2017’ dan pemenangnya adalah yang memperoleh ‘like” terbanyak.


 Mangrove Poster Competition
Lebih dari 50 karya poster yang masuk ke panitia melalui grup ‘Mangrove Fest 2017” di http://facebook.com. Hal ini menunjukkan tingginya kreatifitas para pemuda dan kepedulian mereka akan peran dan fungsi mangrove dalam ekosystem lingkungan. Pemenang lomba ini juga berdasarkan jumlah ‘like’ yang diperoleh di grup MF 2017.



Lomba Kreasi Karang dan Kerang
Handy-craft yang berbahan karang dan kerangmungkin sudah banyak, namun di ajang lomba kegiatan ini, peserta di tantang untuk membuat hasil karya dengan bahan baku yang diperoleh sekitar areal mangrove dan membuatnya dalam waktu 3 jam. Dan inilah beberapa hasil karya dari peserta lomba.



 

Lomba Kesenian: Baca Puisi Lingkungan, Vocal Group lagu lingkungan,  Stand-up Comedy Mandar, Dancing Competition, Theater Monolog thema Lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dalam kegiatan-kegiatan pelestarian alam, banyak hal yang bisa dilakukan selain menanam dan menjaga lingkungan. Untuk kegiatan Baca Puisi Lingkungan, puisi wajib yang dibacakan peserta lomba puisi adalah ‘Swara Belantara”  dan “kutanam pohon dengan hatiku” http://puisiiaziilanwar.blogspot.co.id/2010/04/kutanam-pohon-dengan-hatiku.html, keduanya karya Aziil Anwar.