We Love Mangrove
Fight against climate change Ecosystem necessary for the adaptation to climate change Water regulation Decontamination of soils and water Coastline protection against erosion and natural disasters Habitat for local biodiversity and some endangered species Place of reproduction and breeding, essentially for birds and marine fauna
Sunday, 13 February 2022
Saturday, 25 February 2017
Mangrove Fest 2017
Lingkungan Hidup dalam pengertiannya
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan hidup).
Pada prinsipnya Lingkungan Hidup
merupakan suatu sistem, yang saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga
pengertian Lingkungan Hidup mencakup semua unsur ciptaan Allah SWT di bumi ini.
Termasuk manusia dan perilakunya merupakan unsur lingkungam hidup yang sangat
menentukan.
Acara pembukaan Mangrove Fest 2017 |
Tidak dapat dipungkiri, kerusakan
dan pencemaran lingkungan yang terjadi adalah akibat kesalahan perilaku
manusia. Timbulnya anggapan bahwa lingkungan hidup adalah suatu benda yang
diperuntukkan bagi manusia dan manusialah penguasa dan pengatur lingkungan
merupakan penyebab utamanya.
Manusia seolah menafikan bahwa ia
adalah salah satu bagian dari lingkungan hidup, manusia seharusnya hidup demi
suatu keseimbangan dengan bagian kehidupan lainnya, dan keseimbangan ini
merupakan persyaratan utama untuk mempertahankan lingkungan hidup, termasuk species
manusia di dalamnya.
Oleh sebab itu, permasalahan
lingkungan hidup tentunya tidak hanya menjadi domain para stakeholder semata,
lebih jauh kita menilik, permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah
seluruh umat manusia di dunia, semua manusia/bangsa mempunyai hak dan kewajiban
yang sama terhadap lingkungan yang baik dan sehat.
Ekosistem lingkungan hidup sebagai
pendukung segala aktivitas manusia memerankan fungsi baik secara ekologis,
ekonomi maupun sosial budaya. Dari aspek ekologi, lingkungan hidup merupakan
sumber daya keanekaragaman hayati yang sangat kaya baik flora maupun fauna.
Dari aspek ekonomi, lingkungan hidup (darat/laut) merupakan sumber pendapatan
penting bagi manusia, sedang dari aspek sosial budaya merupakan sumber pangan,
pendapatan, pengetahuan dan budaya bagi manusia sekitarnya dalam mengelola dan
memanfaatkan lingkungannya secara arif dan berkelanjutan.
Mengingat besarnya peran dan fungsi
lingkungan bagi kehidupan manusia, demikian pula dengan nilai-nilai kearifan
lokal, diperlukan suatu upaya penyadaran dan perubahan sikap, dari anggapan
bahwa alam ini diciptakan hanya untuk dimanfaatkan tanpa memikirkan aspek
pelestarian dan perlindungannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka
upaya ini tidak saja ditujukan kepada orang dewasa, namun harus dimulai sedini
mungkin, dan usia yang dianggap paling baik untuk menerima proses penyadaran
ini adalah pada usia remaja/pemuda.
Hal
ini dimaksudkan agar di masa mendatang, para remaja/pemuda inilah yang akan
melakukan upaya, agar keseimbangan manfaat lingkungan (ekologi), manfaat sosial
budaya dan manfaat ekonomi dapat berjalan dengan baik, dengan demikian
kelangsungan dan kelestarian sumberdaya Lingkungan Hidup tetap terjaga dan
terpelihara dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Untuk menjaga
kelangsungan dan kelestarian sumberdaya lingkungan hidup, perlu dibangun
kesepahaman dan kesamaan pandangan (persepsi), kesatuan tindak (aksi) serta
kesepakatan dalam mekanisme proses penyadaran pada para remaja/pemuda, melalui
pengintegrasian metode pendidikan lingkungan dan nilai-nilai kearifan lokal.
Dan salah satu cara terbaik untuk menanamkan rasa keprihatinan, terhadap
kondisi alam yang semakin rendah kualitasnya, adalah dengan melaksanakan
penyadaran lingkungan kepada para generasi muda, khususnya yang bermukim di
pesisir pantai.
Peserta Mangrove Fest 2017 di Alam Bumi Mangrove Majene |
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan keberadaan Mangrove Learning Center sebagai salah satu tujuan ekowisata di provinsi Sulbar, dengan mengadakan kegiatan yang berskala lebih besar dibandingkan kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan YPMMD Sulbar dan partnernya sebelumnya, seperti Perkemahan Sahabat Mangrove Indonesia (PERSAMI 2015) dengan peserta sebanyak 300 orang, mewakili komunitas dari kabupaten Majene, Mamuju dan Polewali; dan pada tahun 2013 Greenvision Camp for Climate Change, dengan peserta sebanyak 300 orang yang berasal dari 15 sekolah di Kab. Majene.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
a.
Waktu
Kegiatan
Kegiatan
dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
1.
Kegiatan hunting untuk Lomba Video Pendek, Lomba Foto Mangrove
dan Lomba Poster Mangrove, dilaksanakan mulai 21- 26 Januari 2017 (6 hari).
2.
Kegiatan Camping, dilaksanakan tanggal
27-29 Januari 2017 (3 hari), dengan kegiatan Penanaman dan Pembersihan
Mangrove, Seminar dan Diskusi, Mangrove Touring, Lomba Susur Pantai, Lomba Baca
Puisi Lingkungan, Lomba VG Lingkungan, Lomba Stand-up Comedy, Lomba Tari Kreasi
dan Lomba Theater Monolog serta Lomba Kreasi Karang dan Kerang.
b.
Tempat
Kegiatan
Seluruh kegiatan
dilaksanakan di Alam Bumi Mangrove ,Jl. Poros Majene-Mamuju Km. 35, Baluno Desa
Binanga Kecamatan Sendana Kab. Majene Provinsi Sulawesi Barat.
TUJUAN
KEGIATAN
1.
Mempromosikan Alam Bumi Mangrove sebagai lokasi tujuan ekowisata di Sulawesi
Barat melalui aktifitas para remaja/pemuda di media sosial (facebook, twitter,
instagram, path dll)
2.
Sebagai ajang pengembangan kreatifitas
remaja/pemuda di Sulawesi Barat.
3. Adanya perubahan sikap para remaja/pemuda
dalam memahami kondisi alam, yang sangat memerlukan perhatian dan kepedulian
kaum muda.
4.
Menjadikan mangrove sebagai gaya hidup (lifestyle) di kalangan
remaja, bangga bisa mengenal mangrove dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan mangrove
PESERTA
Peserta kegiatan ini
adalah 351 orang remaja/pemuda yang
berusia 14 – 30 tahun, tergabung dalam berbagai komunitas dan organisasi
di 6 kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu :
2. MTMA (My Trip My Adventure) Mamuju
Tengah sebanyak 12 orang
3.
PSM Unsulbar sebanyak 15 orang
4.
UKM Seara Unsulbar sebanyak 24 orang
5.
HIMAPRI Unsulbar sebanyak 24 orang
6.
SMK Suparman Wonomulyo sebanyak 26
orang.
7.
DPD KNPI Majene sebanyak 24 orang
8.
PRMI Mamuju sebanyak 24 orang
9.
KOPI (Komun itas Pemuda Literasi)
Sendana sebanyak 24 orang
11.
IPPMY (Ikatan Pemuda Mahasiswa Mandar
Yogyakarta) sebanyak 12 orang.
12.
Rimba Mangrove Majene sebanyak 24 orang
13.
Greenvision Sulbar sebanyak 12 orang
14.
Rimbawan Muda Majene sebanyak 12 orang
15.
Peserta individu: 2 orang dari Polman
dari 2 orang lainnya dari Mamuju.
16.
Panitia Pelaksana sebanyak 90 orang.
KEGIATAN
Planting
and Cleaning Mangrove
Seminar dan Discussion
Thema
Seminar “ Making Mangrove as teenagers lifestyle’, diikuti oleh 120 peserta.
Pembicara adalah Aziil Anwar dari YPMMD, Firhan Rimbawan, SP dari Konsorsium
Hijau Sulbar dan Khairil Arham, S.Pd dari Yayasan Saqdawang dipandu oleh
Muhammad Aswad, S.Pd. M.Pd dari Unsulbar sebagai moderator.
Mangrove
Touring
Kegiatan pengenalan ekosystem
mangrove dan jenis-jenis tanaman mangrove yang ada di lokasi Alam Bumi Mangrove, menempuh jarak
sekitar 2 km di areal mangrove. Kegiatan ini diikuti oleh semua peserta dan
panitia kegiatan sebanyak ± 300 org.Mangrove Photo Competition.
Lomba Foto mangrove digelar diajang ini untuk memenuhi hobby baru dan trend para remaja, memotret melalui mobilephonenya. Foto peserta di upload ke grup ‘Mangrove Fest 2017’ dan pemenangnya adalah yang memperoleh ‘like” terbanyak.
Mangrove Poster Competition
Lebih dari 50 karya poster yang masuk ke panitia melalui grup ‘Mangrove Fest 2017” di http://facebook.com. Hal ini menunjukkan tingginya kreatifitas para pemuda dan kepedulian mereka akan peran dan fungsi mangrove dalam ekosystem lingkungan. Pemenang lomba ini juga berdasarkan jumlah ‘like’ yang diperoleh di grup MF 2017.
Lomba
Kreasi Karang dan Kerang
Handy-craft
yang berbahan karang dan kerangmungkin sudah banyak, namun di ajang lomba
kegiatan ini, peserta di tantang untuk membuat hasil karya dengan bahan baku
yang diperoleh sekitar areal mangrove dan membuatnya dalam waktu 3 jam. Dan
inilah beberapa hasil karya dari peserta lomba.
Lomba
Kesenian: Baca Puisi Lingkungan, Vocal Group lagu lingkungan, Stand-up Comedy Mandar, Dancing Competition, Theater
Monolog thema Lingkungan.
Kegiatan
ini dilaksanakan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dalam
kegiatan-kegiatan pelestarian alam, banyak hal yang bisa dilakukan selain
menanam dan menjaga lingkungan. Untuk kegiatan Baca Puisi Lingkungan, puisi wajib yang dibacakan peserta lomba puisi
adalah ‘Swara Belantara” dan “kutanam
pohon dengan hatiku” http://puisiiaziilanwar.blogspot.co.id/2010/04/kutanam-pohon-dengan-hatiku.html, keduanya karya Aziil Anwar.
Subscribe to:
Posts (Atom)